Jumat, 25 Oktober 2013

makalah kimia organik Alkohol



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Alkohol
Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus fungsi –OH.contoh rumus struktur alkohol adalah metanol.  Senyawa alkohol sudah banyak di kenal dan di manfaatkan oleh manusia, baik dalam bentuk minuman,makanan,maupun untuk keperluan medis. Beberapa jenis makanan dan minuman yang beralkohol yang banyak di konsumsi orang dihasilkan dari hasil fermentasi karbohidrat, misalnya tape, singkong, anggur dan lain-lain.
a.    Rumus Umum Alkohol
Rumus struktur senyawa karbon
CH3-CH3                                          CH3-CH2-OH
CH3-CH2-CH3                              CH3-CH2-CH2-OH

Karena rumus umum alkana adalah CnH2n+2 maka rumus  umum  alkanol adalah CnH2n+1 OH  atau CnH2n+1O.

b.    Jenis-Jenis Alkohol
Berdasarkan posisinya dalam rumus struktur alkana dikenal empat jenis atom C yaitu atom C primer, atom C sekunder, atom C tersier,atom C kuertner. Berdasarkan letak gugus fungsinya,alkohol dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1.         Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C primer.
Contoh: CH3-CH2-OH
                        
                         CH3
2.         Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C sekunder.
Contoh: CH3-CH3-CH-OH 
3.         Alkohol tersier yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C tersier.
Contoh:          CH3
                                     
       CH3-CH3-C-OH
                     
                     CH3



A.       Tatanama Alkohol
Ada dua cara pemberian nama pada alkohol yaitu:
1.    Penamaan secara trival yaitu yang di mulai penyebutan nama gugus alkil yang terikat pada gugus –OH kemudian diikuti kata alkohol.
Contoh: CH3- CH2- OH                            etil alkohol
             CH3-CH2-CH2-OH                      propil alkohol

2.    Penamaan sistem  IUPAC yaitu mengganti akhiran a pada alkana dengan ol (alkana menjadi alkanol).
Contoh: CH3-CH2-OH                                 etanol
             CH3-CH2-CH2-OH                          propanol

Ø  Urutan penamaan senyawa  alkohol menurut  IUPAC
·      Menurut rantai induk yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus –OH  selain itu atom karbon lain sebagai cabang.
·      Memberi nomor pada rantai induk  yang dimulai dari salah satu ujung rantai,sehingga posisis gugus –OH mendapatkan nomor terkecil.
·      Urutan penamaan : - Nomor atom C yang mengikat cabang
                                                     -Nama cabang : CH3                  metil
                                                                              C2H5           etil
                                                     -Nama rantai induk ( alkanol)
Penulisan nama cabang sesuai urutan abjad:etil mendahului metil,apabila gugus –OH ekivalen dari kedua rantai induk,maka penomoran dimulai dari salah satu ujung sehingga cabang-cabang mendapat nomor terkecil.

B.       Keisomeran alkohol
Alkohol mempunyai tiga keisomeran sebagai berikut:
1.      Keisomeran  posisi
Keisomeran posisi yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan letak gugus –OH dalam molekul alkohol.Keisomeran posisi dalam alcohol  mulai terdapat pada propanol yang mempunyai dua isomer yaitu 1-propanol dan 2-propanol.
CH3-CH3-CH2-OH                              CH3-CH(OH)- CH3
1-propanol                                                 2-propanol

Cara menentukan jumlah  isomer posisi alkohol:
a.         Membuat kemungkinan kerangka atom C
b.        Menentukan kemungkinan letak gugus –OH pada posisi yang berbeda setiap bentuk kerangka atom C.

2.      Keisomeran optik
Keisomeran optik berkaitan dengan sifat optik,kemampuan suatu senyawa untk memutar suatu bidang cahaya terpolarisasi.Keisomeran optik terjadi karena adanya atom C asimetrik.yaitu atom C yang terikat pada 4 gugus yang berbeda.Banyaknya isomer optik dapat dicari dengan rumus 2n dengan n = jumlah atom C asimetrik.
2-butanol mempunyai satu atom C asimetrik,sehingga isomer optik 2-butanol adalah
                   CH3                                                             CH3
                                                             
          H―CH―OH                      HO―C―H
                                                             
                   C2H5                                                       C2H5  
3.      Keisomeran fungsi
Keisomeran fungsi yaitu keisomeran yang terjadi karena  perbedaan gugus fungsi diantara dua senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama.

C.       Sifat-sifat dan struktur  alkohol

1.    Sifat fisis
No
Nama
Rumus struktur
Titik didih
Kelarutan (g/100 g air)
Mr
1
Metanol
CH3-OH
65
Larut baik
32
2
Etanol
CH3-CH2-OH
78
Larut baik
46
3
Propanol
CH3-CH2-CH2-OH
98
Larut baik
60
4
Butanol
CH3-CH2-CH2-CH2-OH
118
8,3
74
5
Pentanol
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-OH
138
2,6
88

Pada tabel diatas tampak bahwa alkanol mempunyai titik didih yang relatif tinggi.Semakin besar massa molekul relatif  alkanol, maka titik cair dan titik didihnya juga akan tinggi. Jadi kenaikan titik cair dan titik didih alkanol sebanding dengan kenaikan massa molekul relatifnya. Pada alkanol yang rumus molekulnya sama, alkanol bercabang mempunyai titik didih lebih rendah daripada alkanol rantai lurus. Kelarutan alkanol dalam air berkurang seiring dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Kelarutan alkanol berkaitan dengan gugus –OH yang bersifat polar, sementara gugus alkil (R) bersifat nonpolar. Jadi semakin besar gugus R semakin berkurang kepolaran, sehingga kelarutan dalam pelarut polar (seperti air) berkurang, sedangkan kelarutan dalam pelarut nonpolar bertambah.
2.     Sifat Kimia
Gugus –OH pada alkanol termasuk gugus yang cukup reaktif, sehingga menyebabkan alkanol banyak terlibat dalam berbagai reaksi antara lain:

D.       Reaksi alcohol
1.      Reaksi dengan Logam Natrium
Alkohol dapat bereaksi dengan logam Na membentuk alkoksida dan gas hidrogen. Contoh reaksi etanol dengan logam natrium
C2H5―OH+ Na → C2H5ONa +H2
Etanol                        Na-Etoksida
Reaksi ini dapat digunakan sebagai reaksi pengenal alkohol

2.       Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi alkohol menghasilkan hasil reaksi yang berbeda-beda, tergantung pada jenis  alkoholnya. Reaksi oksidasi alkohol oleh zat oksidator sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam dapat digunakan untuk mengidentifikasi  alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier.
§  Alkohol primer teroksidasi membentuk aldehid dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam kar-boksilat.
Contoh:
CH3―CH2―OH                                                CH3―COH+H2O
Etanol                                                                       etanol

CH3―COH                                                          CH3COOH
Etanol                                                                      asam etanol
§  Alkohol sekunder teroksidasi membentuk keton.
§  Alkohol tersier teroksidasi.

3.      Reaksi dengan oksigen halida
Jika alkohol direaksikan dengan hidrogen halida akan terbentuk haloalkana dan air dengan reaksi:
R―OH+HX                                                 R― H2O
Contoh:
CH3― OH+HCl                                          CH3―Cl+H2O

4.      Reaksi esterifikasi
Alkohol dengan asam karboksilat dapat menghasilkan ester.
R―OH +  R― COOH                             R―COOR’ +  H2O
Alkohol       asam karbosilat                      ester
Contoh:
C2H5OH + CH3COOH                           CH3 ― COOC2H5 + H2O
Etanol         asam asetat                            etil asetat

5.      Reaksi Dehidrasi Alkohol
Alkohol jika dipanaskan dengan asam kuat, maka akan terjadi alkena dan air.
Contoh:
CH3―CH2―CH2―OH                                        CH2―CH= CH2 +  H2O                               
n―propanol                                                               1―propena
Menurut aturan Saytzeff, pada reaksi dehidrasi alkohol primer, atom H dan gugus OH yang terlepas berasal dari atom-atom C yang berdekatan. Sedangkan pada reaksi dehidrasi alkohol sekunder, atom H yang terlepas berasal dari atom C yang terikat
pada rantai  C terpanjang.

E.         Sintesis Beberapa Senyawa Alkohol
1.      Metanol
Metanol dibuat dari campuran gas karbon monoksida dengan idrogen menggunakan katalis ZnO atau Cr2O3 pada suhu 350 °C.
Reaksi:  CO + 2 H2CH3OH
Metanol bersifat racun dan dapat mematikan jika ditelan. Kebutaan dapat pula terjadi jika karena kontak dengan kulit atau penghirupan uapnya terlalu lama. Kebutaan orang yang mencerna metanol disebabkan oleh terbentuknya formaldehida (H2CO) atau asam format (HCO2OH) yang merusakkan sel-sel retina.
Jika formaldehida adalah penyebabnya, maka diduga zat ini menghambat pembentukan ATP (adenosine trifosfat) yang diperlukan agar sel retina berfungsi. Jika asam format penyebabnya, maka diduga asam ini menonaktifkan enzim yang mengandung besi yang bertanggung jawab mengangkut oksigen ke retina. Suatu kondisi menyertai pembentukan asam format, yakni asidosis di mana pH darah  dan jaringan darah menurun. Metanol digunakan sebagai pelarut resin dan getah. Sebagian metanol diubah  menjadi formal dehida untuk bahan pembuat plastik.

2.      Etanol
Etanol adalah senyawa alkohol yang dapat diminum pada persentase tertentu. Misalnya, bir mengandung + 7% volume etanol, wiski, brendi, arak mengandung + 40% volume etanol, dan anggur mengandung + 12 volume etanol. Etanol tidak beracun, tetapi bersifat memabukkan dan menyebabkan kantuk karena menekan aktivitas otak atas. Etanol juga bersifat candu. Orang yang sering minum alkohol dapat menjadi ketagihan dan sukar baginya untuk meninggalkan alkohol itu. Alkohol yang terdapat dalam minuman beralkohol itu sama dengan yang terdapat dalam alkohol teknis, seperti spiritus. Oleh karena itu, alkohol teknis diracuni (didenaturasi) sehingga tidak dapat diminum lagi.
Minuman beralkohol dikenakan cukai yang tinggi, harganya jauh lebih mahal daripada alkohol teknis. Hal ini antara lain dimaksudkan supaya orang tidak terlalu mudah memperolehnya. Etanol dapat dihasilkan dari proses fermentasi pada kar-bohidrat dengan bantuan ragi. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari kita sering membuat tape ketan, yang bahan-bahannya adalah beras ketan yang dimasak kemudian diberi enzim (ragi) secukupnya dan dibiarkan beberapa hari. Etanol yang terbentuk lalu dipisahkan dengan distilasi. Reaksi yang terjadi:
                  C6H12O6                                                  2 C2H5OH  +  3 CO2
                                                                                      Asam
`Dalam industri, etanol dibuat dengan cara hidrasi alkena dengan katalis asam. Reaksi:
                 CH2= CH2  + H2O                                        C2H5OH

F.      Kegunaan alkohol

Dalam kehidupan sehari-hari alkohol banyak digunakan, antara lain sebagai berikut.
a.    Dalam bidang farmasi (obat-obatan), sebagai pelarut senyawa organik, misalnya etanol dan butanol.
b.    Dalam bidang biologi atau industri digunakan sebagai disinfektan,  misalnya etanol dan metanol.
c.    Sebagai bahan bakar, misalnya spiritus (campuran antara metanol dan etanol).

2.      Eter

a.    Struktur Eter
Eter atau alkoksi alkana merupakan turunan alkana yang mempunyai struktur berbeda dengan alkohol. Eter mempunyai rumus umum R–O–R'. Dengan gugus fungsi –O– yang terikat pada dua gugus alkil. Gugus alkil yang terikat dapat sama dan dapat berbeda. Beberapa contoh senyawa eter. seperti pada tabel 4.3 berikut.

No
R
Gugus Fungsi
R’
Rumus struktur
1
―CH3
―O―
CH3
CH3 ―O― CH3
2
―C2H5
―O―
C2H5
C2H5 ―O― C2H5
3
―CH3
―O―
CH3
CH3 ―O― CH3
4
―C2H5
―O―
C2H5
C2H5―O― C2H5


b.    Tata Nama
Ada dua cara pemberian nama eter, yaitu:
1.    Penamaan secara trivial dimulai dengan menyebut nama alkil yang terikat pada gugus –O– kemudian diikuti oleh kata eter.
2.    Penamaan berdasarkan IUPAC, yaitu dengan mengganti akhiran ana pada alkana asal dengan akhiran oksi. Contoh pemberian nama pada eter seperti pada tabel 4.4.
No
Rumus Struktur
Tata Nama
IUPAC
Trival
1
CH3 ―O― CH3
Metoksi metana
Metil–metil eter atau Dimetil eter

2
C2H5 ―O― C2H5
Etoksi etana
Etil–etil eter atau Dietil eter
(gambar 4.4)
3
CH3 ―O― C2H5

Etil–metil eter

c.    Keisomeran
Alkohol dengan rumus umum R–OH dan eter dengan rumus umum
Contoh:
                         C2H7–OH                             dengan   CH3– O – C2H5
                          1–propanol                                        metoksi etana                     
                           (propil alkohol)                                (etil–metil eter)

Kedua senyawa tersebut  mempunyai rumus molekul sama, yaitu C3H8O sedangkan gugus fungsinya berbeda. Jadi, alkohol dan eter mempunyai keisomeran fungsi.
Ø  Sifat-sifat eter
1.      Eter mudah menguap, mudah terbakar, dan beracun.
2.      Bereaksi dengan HBr atau HI.
3.      Eter tidak membentuk ikatan hidrogen di antara molekul-molekulnya, sehingga titik didihnya lebih rendah jika dibandingkan dengan titik didih alkohol yang massa molekul relatifnya sama. Titik didih eter sebanding dengan titik didih alkana.

d.    Sintesis senyawa eter
Eter dapat dibuat dengan jalan mereaksikan alkohol primer dengan asam sulfat pada suhu 140 °C.
2CH3–CH2–OH                        CH3–CH2–O–CH2–CHO
e.    Kegunaan
1.         Eter dalam laboratorium digunakan sebagai pelarut yang baik untuk senyawa kovalen dan sedikit larut dalam air.
2.         Dalam bidang kesehatan, eter banyak dgunakan untuk obat pembius atau anestetik

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Alkohol merupakan senyawa yang mempunyai banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.Baik dalam dalam bahan makanan,obat-obatan dan lain-lain.
Selain itu alcohol juga sangat di butuhkan dalam industry minuman.
alkanol mempunyai titik didih yang relatif tinggi.Semakin besar massa molekul relatif  alkanol, maka titik cair dan titik didihnya juga akan tinggi. Jadi kenaikan titik cair dan titik didih alkanol sebanding dengan kenaikan massa molekul relatifnya.
Penamaan alkohol di lakukan dengan dua cara yaitu secara trivval dan secara iupac.
Alkohol juga memiliki tiga  keisomeran di mana antara lain yang pertama isomer posisi,kemudian isomerfungsi dan isomer optic.
Eter atau alkoksi alkana merupakan turunan alkana yang mempunyai struktur berbeda dengan alkohol. Eter mempunyai rumus umum R–O–R'. Dengan gugus fungsi –O– yang terikat pada dua gugus alkil. Gugus alkil yang terikat dapat sama dan dapat berbeda. Eter tidak membentuk ikatan hidrogen di antara molekul-molekulnya, sehingga titik didihnya lebih rendah jika dibandingkan dengan titik didih alkohol yang massa molekul relatifnya sama. Titik didih eter sebanding dengan titik didih alkana.
Adapun kegunaan dari pada eter itu sendiri yaitu
Eter dalam laboratorium digunakan sebagai pelarut yang baik untuk senyawa kovalen dan sedikit larut dalam air. Dalam bidang kesehatan, eter banyak dgunakan untuk obat pembius atau anestetik



DAFTAR PUSTAKA
Austin, Goerge T. E. Jasjfi. 1996. Industri Proses Kimia. Jakarta:
Erlangga
Brady, James E. (Sukmariah Maun).1999. Kimia Universitas Asas dan
Struktur. Edisi Kelima. Jilid Satu. Jakarta: Binarupa Aksara.
Hart, Harold (Suminar Achmadi). 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah
Singkat (terjemahan). Jakarta: Erlangga
Snyder, Milton K. 1966. Chemistry Structure and Reactions. USA: Holt,
Rinehart and Winston Inc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar