BAB
II
PEMBAHASAN
1. Alkohol
Alkohol merupakan senyawa turunan alkana
yang mengandung gugus fungsi –OH.contoh rumus struktur alkohol adalah
metanol. Senyawa alkohol sudah banyak di
kenal dan di manfaatkan oleh manusia, baik dalam bentuk minuman,makanan,maupun
untuk keperluan medis. Beberapa jenis makanan dan minuman yang beralkohol yang
banyak di konsumsi orang dihasilkan dari hasil fermentasi karbohidrat, misalnya tape, singkong, anggur dan lain-lain.
a.
Rumus Umum Alkohol
Rumus
struktur senyawa karbon
CH3-CH3 CH3-CH2-OH
CH3-CH2-CH3 CH3-CH2-CH2-OH
Karena
rumus umum alkana adalah CnH2n+2 maka rumus umum
alkanol adalah CnH2n+1 OH atau CnH2n+1O.
b.
Jenis-Jenis Alkohol
Berdasarkan
posisinya dalam rumus struktur alkana dikenal empat jenis atom C yaitu atom C
primer, atom C sekunder, atom C tersier,atom C kuertner. Berdasarkan letak gugus
fungsinya,alkohol dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1.
Alkohol primer
yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C primer.
Contoh:
CH3-CH2-OH
│
CH3
2.
Alkohol sekunder
yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C sekunder.
Contoh:
CH3-CH3-CH-OH
3.
Alkohol tersier
yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C tersier.
Contoh:
CH3
│
CH3-CH3-C-OH
│
CH3
A.
Tatanama Alkohol
Ada
dua cara pemberian nama pada alkohol yaitu:
1.
Penamaan
secara trival yaitu yang di mulai penyebutan nama
gugus alkil yang terikat pada gugus –OH kemudian diikuti kata alkohol.
Contoh:
CH3- CH2- OH etil alkohol
CH3-CH2-CH2-OH propil
alkohol
2.
Penamaan sistem IUPAC yaitu mengganti akhiran a pada alkana
dengan ol (alkana menjadi alkanol).
Contoh:
CH3-CH2-OH etanol
CH3-CH2-CH2-OH propanol
Ø Urutan
penamaan senyawa alkohol menurut IUPAC
·
Menurut rantai induk yaitu rantai karbon
terpanjang yang mengandung
gugus –OH selain itu atom karbon lain
sebagai cabang.
·
Memberi nomor pada rantai induk yang dimulai dari salah satu ujung
rantai,sehingga posisis gugus –OH mendapatkan nomor terkecil.
·
Urutan penamaan : - Nomor atom C yang
mengikat cabang
-Nama cabang : CH3 metil
C2H5 etil
-Nama rantai induk
( alkanol)
Penulisan nama cabang
sesuai urutan abjad:etil mendahului metil,apabila gugus –OH ekivalen dari kedua
rantai induk,maka penomoran dimulai dari salah satu ujung sehingga
cabang-cabang mendapat nomor terkecil.
B.
Keisomeran alkohol
Alkohol
mempunyai tiga keisomeran sebagai berikut:
1. Keisomeran posisi
Keisomeran
posisi yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan letak gugus –OH dalam
molekul alkohol.Keisomeran posisi dalam alcohol mulai terdapat pada propanol yang mempunyai
dua isomer yaitu 1-propanol dan 2-propanol.
CH3-CH3-CH2-OH CH3-CH(OH)-
CH3
1-propanol
2-propanol
Cara
menentukan jumlah isomer posisi alkohol:
a.
Membuat kemungkinan kerangka atom C
b.
Menentukan kemungkinan letak gugus –OH
pada posisi yang berbeda setiap bentuk kerangka atom C.
2. Keisomeran optik
Keisomeran
optik berkaitan dengan sifat optik,kemampuan suatu senyawa untk memutar suatu
bidang cahaya terpolarisasi.Keisomeran optik terjadi karena adanya atom C
asimetrik.yaitu atom C yang terikat pada 4 gugus yang berbeda.Banyaknya isomer
optik dapat dicari dengan rumus 2n dengan n = jumlah atom C asimetrik.
2-butanol
mempunyai satu atom C asimetrik,sehingga isomer optik 2-butanol adalah
CH3
CH3
│ │
H―CH―OH HO―C―H
│ │
C2H5
C2H5
3. Keisomeran fungsi
Keisomeran
fungsi yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan gugus fungsi diantara dua senyawa
yang mempunyai rumus molekul yang sama.
C.
Sifat-sifat dan struktur alkohol
1.
Sifat
fisis
No
|
Nama
|
Rumus
struktur
|
Titik
didih
|
Kelarutan
(g/100 g air)
|
Mr
|
1
|
Metanol
|
CH3-OH
|
65
|
Larut
baik
|
32
|
2
|
Etanol
|
CH3-CH2-OH
|
78
|
Larut
baik
|
46
|
3
|
Propanol
|
CH3-CH2-CH2-OH
|
98
|
Larut
baik
|
60
|
4
|
Butanol
|
CH3-CH2-CH2-CH2-OH
|
118
|
8,3
|
74
|
5
|
Pentanol
|
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-OH
|
138
|
2,6
|
88
|
Pada tabel diatas tampak bahwa alkanol mempunyai
titik didih yang relatif tinggi.Semakin besar massa molekul relatif alkanol, maka titik cair dan titik didihnya
juga akan tinggi. Jadi kenaikan titik cair dan
titik didih alkanol sebanding dengan kenaikan massa molekul relatifnya. Pada
alkanol yang rumus molekulnya sama, alkanol bercabang mempunyai titik didih
lebih rendah daripada alkanol rantai lurus. Kelarutan alkanol dalam air
berkurang seiring dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Kelarutan alkanol
berkaitan dengan gugus –OH yang bersifat polar, sementara gugus alkil (R)
bersifat nonpolar. Jadi semakin besar gugus R semakin berkurang kepolaran,
sehingga kelarutan dalam pelarut polar (seperti air) berkurang, sedangkan
kelarutan dalam pelarut nonpolar bertambah.
2.
Sifat Kimia
Gugus –OH pada alkanol
termasuk gugus yang cukup reaktif, sehingga menyebabkan alkanol banyak terlibat
dalam berbagai reaksi antara lain:
D.
Reaksi alcohol
1.
Reaksi dengan Logam Natrium
Alkohol dapat bereaksi dengan logam Na membentuk alkoksida dan
gas hidrogen. Contoh reaksi etanol dengan logam natrium
C2H5―OH+
Na → C2H5ONa +H2
Etanol Na-Etoksida
Reaksi ini dapat digunakan sebagai reaksi pengenal alkohol
2. Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi alkohol menghasilkan hasil reaksi yang
berbeda-beda, tergantung pada jenis
alkoholnya. Reaksi oksidasi alkohol oleh zat oksidator sedang, seperti
larutan K2Cr2O7
dalam lingkungan asam dapat digunakan untuk mengidentifikasi
alkohol
primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier.
§ Alkohol primer teroksidasi membentuk aldehid dan dapat
teroksidasi lebih lanjut membentuk asam kar-boksilat.
Contoh:
CH3―CH2―OH
CH3―COH+H2O
Etanol
etanol
CH3―COH
CH3COOH
Etanol
asam etanol
§ Alkohol sekunder teroksidasi membentuk keton.
§ Alkohol tersier teroksidasi.
3. Reaksi dengan oksigen
halida
Jika alkohol direaksikan dengan hidrogen halida akan terbentuk haloalkana
dan air dengan reaksi:
R―OH+HX
R― H2O
Contoh:
CH3― OH+HCl CH3―Cl+H2O
4. Reaksi esterifikasi
Alkohol dengan asam karboksilat dapat menghasilkan ester.
R―OH + R― COOH R―COOR’ + H2O
Alkohol asam
karbosilat ester
Contoh:
C2H5OH
+ CH3COOH CH3 ―
COOC2H5 + H2O
Etanol asam
asetat etil
asetat
5. Reaksi Dehidrasi
Alkohol
Alkohol jika dipanaskan dengan asam kuat, maka akan terjadi
alkena dan air.
Contoh:
CH3―CH2―CH2―OH CH2―CH=
CH2 + H2O
n―propanol 1―propena
Menurut aturan Saytzeff, pada reaksi dehidrasi alkohol
primer, atom H dan gugus OH yang terlepas berasal dari atom-atom C yang
berdekatan. Sedangkan pada reaksi dehidrasi alkohol sekunder, atom H yang
terlepas berasal dari atom C yang terikat
pada rantai C terpanjang.
E.
Sintesis Beberapa Senyawa Alkohol
1. Metanol
Metanol dibuat dari campuran gas karbon monoksida dengan idrogen
menggunakan katalis ZnO atau Cr2O3 pada suhu 350 °C.
Reaksi: CO + 2 H2CH3OH
Metanol bersifat racun dan dapat mematikan jika ditelan.
Kebutaan dapat pula terjadi jika karena kontak
dengan kulit atau penghirupan uapnya terlalu lama. Kebutaan orang yang mencerna
metanol disebabkan oleh terbentuknya formaldehida (H2CO) atau asam
format (HCO2OH) yang merusakkan
sel-sel retina.
Jika formaldehida
adalah penyebabnya, maka diduga zat ini menghambat
pembentukan ATP (adenosine trifosfat) yang diperlukan
agar sel
retina berfungsi. Jika asam format penyebabnya,
maka diduga asam ini menonaktifkan enzim
yang mengandung besi yang bertanggung jawab
mengangkut oksigen ke retina. Suatu kondisi menyertai pembentukan asam format,
yakni asidosis di mana pH darah
dan jaringan darah menurun. Metanol digunakan sebagai pelarut
resin dan getah. Sebagian metanol diubah
menjadi formal dehida untuk bahan pembuat plastik.
2. Etanol
Etanol adalah senyawa alkohol yang dapat diminum pada
persentase tertentu. Misalnya, bir mengandung
+ 7% volume etanol, wiski,
brendi, arak mengandung + 40% volume etanol,
dan anggur mengandung + 12 volume etanol. Etanol
tidak beracun, tetapi bersifat memabukkan dan menyebabkan
kantuk karena menekan aktivitas otak atas. Etanol juga bersifat candu. Orang yang sering minum alkohol
dapat menjadi ketagihan dan sukar baginya
untuk meninggalkan alkohol itu. Alkohol yang
terdapat dalam minuman beralkohol itu sama dengan
yang terdapat dalam alkohol teknis, seperti spiritus. Oleh karena itu, alkohol teknis diracuni (didenaturasi)
sehingga tidak dapat diminum lagi.
Minuman beralkohol dikenakan cukai yang tinggi,
harganya jauh lebih mahal daripada alkohol teknis.
Hal ini antara lain dimaksudkan supaya orang
tidak terlalu mudah memperolehnya. Etanol
dapat dihasilkan dari proses fermentasi pada kar-bohidrat dengan bantuan ragi. Misalnya, dalam kehidupan
sehari-hari kita sering membuat tape ketan,
yang bahan-bahannya adalah beras ketan yang
dimasak kemudian diberi enzim (ragi) secukupnya dan dibiarkan beberapa hari. Etanol yang terbentuk lalu
dipisahkan dengan distilasi. Reaksi yang
terjadi:
C6H12O6
2 C2H5OH + 3 CO2
Asam
`Dalam industri, etanol
dibuat dengan cara hidrasi alkena dengan katalis asam. Reaksi:
CH2= CH2 + H2O C2H5OH
F. Kegunaan alkohol
Dalam
kehidupan sehari-hari alkohol banyak digunakan, antara
lain sebagai berikut.
a. Dalam bidang farmasi (obat-obatan), sebagai pelarut senyawa
organik, misalnya etanol dan butanol.
b. Dalam bidang biologi atau industri digunakan sebagai
disinfektan, misalnya etanol dan
metanol.
c. Sebagai bahan bakar, misalnya spiritus (campuran antara metanol
dan etanol).
2.
Eter
a.
Struktur Eter
Eter atau alkoksi alkana merupakan turunan alkana yang mempunyai
struktur berbeda dengan alkohol. Eter mempunyai rumus umum R–O–R'. Dengan gugus
fungsi –O– yang terikat pada dua gugus alkil. Gugus alkil yang terikat dapat
sama dan dapat berbeda. Beberapa contoh senyawa eter. seperti pada tabel 4.3
berikut.
No
|
R
|
Gugus
Fungsi
|
R’
|
Rumus
struktur
|
1
|
―CH3
|
―O―
|
CH3
|
CH3
―O― CH3
|
2
|
―C2H5
|
―O―
|
C2H5
|
C2H5
―O― C2H5
|
3
|
―CH3
|
―O―
|
CH3
|
CH3
―O― CH3
|
4
|
―C2H5
|
―O―
|
C2H5
|
C2H5―O―
C2H5
|
b.
Tata Nama
Ada dua
cara pemberian nama eter, yaitu:
1. Penamaan secara trivial dimulai dengan menyebut nama alkil yang
terikat pada gugus –O– kemudian diikuti oleh kata eter.
2. Penamaan berdasarkan IUPAC, yaitu dengan mengganti akhiran ana
pada alkana asal dengan akhiran oksi. Contoh pemberian nama pada eter
seperti pada tabel 4.4.
No
|
Rumus Struktur
|
Tata Nama
|
|
IUPAC
|
Trival
|
||
1
|
CH3
―O― CH3
|
Metoksi metana
|
Metil–metil
eter atau Dimetil eter
|
2
|
C2H5
―O― C2H5
|
Etoksi etana
|
Etil–etil
eter atau Dietil eter
(gambar
4.4)
|
3
|
CH3
―O― C2H5
|
|
Etil–metil
eter
|
c.
Keisomeran
Alkohol
dengan rumus umum R–OH dan eter dengan rumus umum
Contoh:
C2H7–OH dengan CH3– O – C2H5
1–propanol metoksi
etana
(propil
alkohol)
(etil–metil eter)
Kedua senyawa
tersebut mempunyai rumus molekul sama,
yaitu C3H8O sedangkan gugus fungsinya berbeda. Jadi,
alkohol dan eter mempunyai keisomeran fungsi.
Ø
Sifat-sifat eter
1.
Eter mudah menguap, mudah
terbakar, dan beracun.
2.
Bereaksi dengan HBr atau
HI.
3. Eter tidak membentuk ikatan hidrogen di antara molekul-molekulnya,
sehingga titik didihnya lebih rendah jika dibandingkan dengan
titik didih alkohol yang massa molekul relatifnya
sama. Titik didih eter sebanding dengan
titik didih alkana.
d.
Sintesis senyawa eter
Eter dapat dibuat dengan jalan mereaksikan
alkohol primer dengan asam sulfat
pada suhu 140 °C.
2CH3–CH2–OH CH3–CH2–O–CH2–CHO
e.
Kegunaan
1.
Eter dalam laboratorium
digunakan sebagai pelarut yang baik untuk senyawa kovalen dan sedikit larut
dalam air.
2.
Dalam bidang kesehatan,
eter banyak dgunakan untuk obat pembius atau anestetik
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Alkohol merupakan senyawa yang mempunyai
banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.Baik dalam dalam bahan
makanan,obat-obatan dan lain-lain.
Selain itu alcohol juga sangat di
butuhkan dalam industry minuman.
alkanol
mempunyai titik didih yang relatif tinggi.Semakin besar massa molekul
relatif alkanol, maka titik cair dan
titik didihnya juga akan tinggi. Jadi kenaikan
titik cair dan titik didih alkanol sebanding dengan kenaikan massa molekul
relatifnya.
Penamaan alkohol di lakukan dengan dua cara yaitu
secara trivval dan secara iupac.
Alkohol juga memiliki tiga keisomeran di mana antara lain yang pertama
isomer posisi,kemudian isomerfungsi dan isomer optic.
Eter atau alkoksi alkana
merupakan turunan alkana yang mempunyai struktur berbeda dengan alkohol. Eter
mempunyai rumus umum R–O–R'. Dengan gugus fungsi –O– yang terikat pada dua
gugus alkil. Gugus alkil yang terikat dapat sama dan dapat berbeda. Eter tidak
membentuk ikatan hidrogen di antara molekul-molekulnya, sehingga titik didihnya
lebih rendah jika dibandingkan dengan titik didih alkohol yang massa molekul relatifnya sama.
Titik didih eter sebanding dengan titik
didih alkana.
Adapun kegunaan dari pada eter itu sendiri yaitu
Eter dalam laboratorium
digunakan sebagai pelarut yang baik untuk senyawa kovalen dan sedikit larut
dalam air. Dalam bidang kesehatan, eter banyak dgunakan untuk obat pembius
atau anestetik
DAFTAR PUSTAKA
Austin, Goerge T. E. Jasjfi. 1996. Industri
Proses Kimia. Jakarta:
Erlangga
Brady, James E. (Sukmariah Maun).1999. Kimia
Universitas Asas dan
Struktur. Edisi Kelima. Jilid Satu. Jakarta: Binarupa Aksara.
Hart, Harold (Suminar Achmadi). 1990. Kimia
Organik Suatu Kuliah
Singkat (terjemahan). Jakarta: Erlangga
Snyder, Milton K. 1966. Chemistry
Structure and Reactions. USA: Holt,
Rinehart and Winston Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar